Hujan di Jendela

 

pengalaman-wisata-menyenangkan-medan-siborong-borong

Waktu abang pergi ke Siborong-borong…
Datang hujan yang amat deraslah…
Sayur kooolll sayur koolll…
Makan daging anjing ayam dengan sayur kol…

Menuju Bandara Silangit dari Jakarta

Sontak tetiba saya langsung melantunkan lagu yang sempat hits saat mendarat di Bandara Silangit Provinsi Sumatera Utara. Perjalanan kali ini menuju Kabupaten Tapanuli Tengah, jalur Jakarta menuju Kabupaten Tapanuli Tengah dapat ditempuh melalui 3 (tiga) cara, cekidot:

  1. Terbang melalui Jakarta ke Medan kemudian lanjut perjalanan darat 9 jam bila hendak ke Kabupaten Tapanuli Tengah
  2. Terbang dari Jakarta menuju Pinangsori di Sibolga namun transit Medan terlebih dahulu, berganti pesawat lokal disana menuju Bandara Pinangsori. Sibolga menuju Kabupaten Tapanuli Tengah ditempuh hanya 1 jam perjalanan
  3. Terbang dari Jakarta ke Bandara Silangit dekat Siborong-borong dan lanjut perjalanan darat selama 3-4 jam menuju Kabupaten Tapanuli Tengah

Semuanya menyenangkan asal dilakukan dengan senang, ya kan! Nah, karena kemarin kehabisan tiket Jakarta-Pinangsori, juga tidak berniat melakukan perjalanan Medan-Tapanuli Tengah dalam tempo 9 jam, jadilah saya mengambil rute Jakarta-Bandara Silangit kemudian melakukan perjalanan darat sekitar 3-4 jam menuju Kabupaten Tapanuli Tengah.

makanan-khas-siborong-borong-ombus-ombus

 

Tak jauh dari bandara langsung penasaran melihat sepeda dicat berwarna-warni bertengger di tepi jalan dengan tulisan Ombus-ombus makanan khas Siborong-borong–auto nyanyi lagi, hahahah. Saya pun memberikan beberapa puluh ribu untuk ombus-ombus panas tersebut. Tepung beras diisi dengan gula aren khas beberapa daerah ini memang banyak sekali bentuknya di beberapa daerah di Indonesia. Namun kali ini kurang enak rasanya. Karena sedang berada di daerah Sumatera Utara, saya panggil ibu-ibu dengan panggilan Inang–sebutan untuk ibu dalam bahasa Batak. Kemudian  setelah berpamitan tancap gas lagi.

Perjalanan Menyenangkan dari Siborong-Borong

Lanjut perjalanan, menggunakan mobil menuju Kabupaten Tapanuli Tengah, sesekali mampir untuk berfoto, mencicip kuliner, ke toilet, dan sholat. Pada salah satu warung makan menjajal mie rebus khas sana. Kenapa khas? Karena kuahnya mereka olah sendiri, ditambah rempah-rempah hingga berwarna kuning pekat dan rasanya aahh sulit ditolak. Janji habis ini diet, janji! hahahahah

wisata-kuliner-medan-sumatera-utara

 

Buat kalian yang belum tahu, di Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya Tapian Nauli ada spot berfoto yang super duper kece banget. Letaknya dipinggir jalan raya, pemandangannya masyaAlloh membuat berdecak kagum tak henti-henti. Langsung saja mengambil beberapa foto untuk mengabadikannya. Maha Besar Allah Pencipta Alam Semesta.

Kuliner Khas Tapanuli Tengah

Wisata kuliner kali ini masih seputar ikan dan seafood lainnya. Saya makan kerang khas daerah Tapian Nauli bentuknya hitam, cara memakannya di sedot hingga keluar isinya, enak banget. Isinya mirip gong-gong khas Batam. Kepiting saus padang terdengar sudah sangat biasa, disini ada yang berbeda yaitu kepiting tauco. Saat mencoba kepiting tauco lidah seolah menari-nari kegirangan. Rasanya enak banget. Kepiting saus padang atau saus tiram lewaaat deh! Kemudian nyobain alpukat kocok, alpukatnya manis ngga pahit, enak banget. Perut kenyang hatipun senang.

wisata-kuliner-medan-tapanuli-tengah

 

Ada yang unik di sana, kalau kita makan di tempat makan pinggir jalan di meja tempat makannya akan terhidang jengkol mentah sebagai bahan lalapan, wow lalapannya jengkol. Siap-siap aja dong ya kamar mandi harum semerbak, hahahahaha! Ngga lupa juga saya ingetin buat yang belum pernah coba kacang Sihobuk ini tenar banget lo, rasanya pun enak banget, beda sama kacang kulit yang biasa kita temui di Jakarta, manis rasanya.

kasang-sihobuk-khas-medan-wisata-kuliner

Perjalanan ke Medan dari Siborong-Borong

Perjalanan pulang kali ini, mampir dan menginap di salah satu hotel kece banget di daerah Prapat/Parapat. Tempatnya bisa dilihat sendiri di gambar, indah banget kan, pemandangan danau Toba langsung menyapa mata dan hati kita. Membuat ketenangan dan kenyamanan langsung menyelusup, aahh pasti selalu ingin kembali lagi, dan lagi. Suasanyanya sangat menenangkan. Danau Toba ini merupakan salah satu danau tekto-vulkanik terbesar di Asia Tenggara. Danau Toba memiliki panjang 87 kilometer, lebar 27 kilometer, tinggi 904 meter di atas permukaan laut, serta memiliki kedalaman 505 meter. Sungai Asahan yang paling terkenal mengalir di Danau Toba ini. Menurut sejarah terjadinya karena letusan gunung berapi yaitu gunung Toba. Beberapa kali letusan sejak ratusan juta tahun lalu tersebut menyebabkan Danau Toba menjadi seperti yang kita lihat sekarang, indah banget. Tak pernah berhenti berucap syukur saat melihat keindahan alam di Danau Toba, keindahannya memiliki daya magis tersendiri.

wisata-pemandangan-hotel-indah-danau-toba-prapat

Perjalanan berlanjut, kalau dari Prapat menuju Medan kita akan melewati kawasan di mana banyak monyet berkeliaran di sisi kanan dan kiri jalan. Banyak sekali. Mirip tempat Sangeh di Bali, namun kalau di sini bukan tempat wisata. Monyet itu akan turun ke jalanan saat mereka mencari makan atau sekedar ingin melihat manusia–barangkali, hihihi. Monyet-monyet tersebut lucu-lucu, ada yang sedang menggendong sambil menyusui anaknya, mencari kutu, tak kuasa menahan gelak tawa melihat tingkah monyet-monyet tersebut. Saat mengambil fotopun agak was-was khawatir monyet melompat dan menarik ponsel, syukurnya tidak terjadi apa-apa.

wisata-indah-prapat-danau-toba-monyet

 

Mampir di Aek Nauli Elephant Conservation Camp

Hal mengasyikkan lainnya terjadi di luar rencana. Saya mampir di penangkaran gajah Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC) di daerah Simalungun di Jalan Siantar-Parapat Kilometer 35 Aek Nauli. Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) ini bisa menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik bila ingin bercengkerama sambil belajar mengenal gajah hewan dengan ciri khas belalai panjangnya–langka dan dilindungi. Aek Nauli ini berada di ketinggian 1.200-1.600 meter dari permukaan laut. Ada 4 (empat) ekor gajah yang memiliki nama panggilan di sana, Siti Zubaidah, betina, usia 37 tahun asal Palembang, Luis Figo, jantan, usia 11 tahun asal Sikampak, Vini Alvionita, betina, usia 30 tahun dan Ester Juwita, betina, usia 36 tahun keduanya asal Palembang.

wisata-edukasi-penangkaran-gajah-di-medan-aek-nauli

Mas Bayu salah satu pawang gajah bernama Vini Alvionita, gajah berusia 30 tahun ini baik banget. Saya diajak naik gajah, rasanya? hahahahaha baru kali ini naik gajah di penangkarannya langsung–tentu seruuu banget. Kalau naik gajah di tempat wisata pernah tapi kali ini rasanya sangat berbeda tanpa alas dan naiknya pun harus sigap, pengalaman sangat berharga buat saya. Vini ini baik banget, gajah penurut ini selalu mengikuti apa perintah mas Bayu, rasanya ingin lama-lama dengan mereka. Tak habis pikir, pawang yang rela menghabiskan hari-hari dengan hewan seperti Vini. Namun semoga tetap waspada, karena hewan tetaplah hewan, mereka punya sisi buasnya juga. Buat yang ingin mencoba berinteraksi dengan gajah secara langsung dan sedang berkunjung ke daerah Toba wajib banget mencoba wisata edukasi ini yaaa.

wisata-edukasi-penangkaran-gajah-aek-nauli-medan

Bukan hanya tempat penangkaran gajah, di Aek Nauli tersebut ada pula wisata lain di dalamnya antara lain kita bisa melihat Air Terjun Duma Sari Nauli, Panorama Danau Toba, dan Hamparan Kantong Semar. Sayang tidak sempat berkunjung ke beberapa tempat tersebut karena waktu yang tidak memungkinkan. Tapi lain hari saya harus kesana lagi, insyaAlloh.

wisata-kuliner-medan-siantar

Sampai Juga di Medan

Tiba di Pematangsiantar siang hari, saya berkunjung ke pasar Siantar. Jangan lupa membeli kopi khas sana, ada pula roti Ganda yang melegenda terkenal dengan selai srikaya-nya. Duh, pokoknya yang biasa ke Sumatera Utara tentulah sudah tahu betapa Sumatera Utara adalah syurga penganan dan makanan yang super duper enak banget. Bisa dilihat sendiri dari foto-foto yang berhasil saya abadikan selama perjalanan, makanan dan minumannya banyak banget. Akhirnya kembalilah saya ke Jakarta melalui Medan. Yeaayyy!

Salam perjalanan yihaaa…