Hujan di Jendela

pemandangan-wisata-mangrove-pekanbaru
Pesona Indragiri Hilir
Pekanbaru ternyata dahulu sebutannya “Senapelan”, disana ada sungai yang terkenal dengan nama sungai Siak, kota Pekanbaru ini menjadi destinasi menarik untuk berlibur dan berburu oleh-oleh, misalnya saja pasar bawah yang sangat terkenal, kita bisa mencari berbagai macam penganan dan keramik untuk menghias dapur ataupun rumah. Kopi ala-ala barista pun sangat beragam dijual di sana. Tapi kali ini saya bukan membahas perjalanan di tengah kota Pekanbaru, melainkan Kabupaten Indragiri Hilirnya. Perjalanan 9 jam darat yang menarik ditambah 3 jam menggunakan speedboat, wow sangat berkesan. Kemudian saya menyeberang ke Batam dari pelabuhan di tembilahan barulah menuju Jakarta dari Bandara Hang Nadim Batam. Sudah kebayang kan adventure yang saya lalui? hihihi
Pada suatu pagi yang cerah, saya berangkat menuju bandara untuk melakukan perjalanan ke Pekanbaru, kurang lebih 1 jam lebih pesawat membawa saya terbang di atas langit menikmati awan-awan yang berjalan, sangat cantik! Sesampainya di Bandara Sultan Syarif Kasim II, saya langsung naik kendaraan darat menuju Kabupaten Tembilahan yang akan ditempuh dalam waktu 9 jam. Tak usah dibayangkan, saya sudah terbiasa melakukan perjalanan jauh seperti ini, bagi saya ini merupakan kegiatan menyenangkan. Kalau bosan jangan lupa untuk mendengarkan musik dan lagu. Siang hari kami mampir di salah satu rumah makan untuk mengisi perut dan sholat.
Passionate Tea
Pekanbaru memang rata-rata diisi oleh orang berdarah melayu dan banyak warga yang berasal dari suku minang, sehingga cita rasa makanan dan masakan yang ada di Pekanbaru didominasi oleh rasa nikmat rumah makan padang. Untuk makanan sudah tentu hidangan model masakan padang akan meletakkan berbagai macam menu di meja dalam piring kecil-kecil. Nah, kalau soal minuman, saya memesan minuman “passionate tea” isinya markisa, jeruk, dan tentu saja teh. Rasanya segar, apalagi diminum saat dahaga menerpa. Ada lagi minuman yang diberi nama “fantasi” isinya buah kiwi, jeruk, dan sirsak. Untuk kisaran harga mulai dari 15-30K. Hal menyenangkan kalau kita makan di restoran padang daerah Sumatera adalah sayur daun pakis atau daun “paku” akan sering kita temui. Ini kesukaan saya juga karena di Jakarta sangat sulit menemukan daun pakis ini.
Fantasi
Setelah perut kenyang, saya melanjutkan perjalanan menuju Tembilahan. Di perjalanan saya ditemani dengan makanan khas Pekanbaru, apalagi kalau bukan bolu Kemojo khas Pekanbaru. Kue khas melayu Riau ini sangat terkenal di Pekanbaru bahkan sering menjadi buah tangan bagi wisatawan domestik selepas dari Pekanbaru. Harganya pun hemat di kantong. Jenisnya kue basah, rasanya bermacam-macam seperti durian, pandan, dan coklat. Saya paling suka rasa original pandan untuk kue kemojo ini.
kuliner-oleh-oleh-khas-pekanbaru-kue-kemojo
Kue Kemojo

 

oleh-oleh-khas-pekanbaru-kue-kemojo
Kue Kemojo
oleh-oleh-khas-pekanbaru-ketan-talam-durian
Ketan Talam Durian

Selain kue kemojo, makanan khas Pekanbaru lainnya yaitu Ketan Talam Durian. Ya ampun, beneran ini kue enak banget gaesss, apalagi bagi pecinta durian. Terbuat dari nasi beras ketan lembut ditambah dengan olahan durian oh nikmatnya! Kurang banget kalau hanya makan sepotong. Manis banget duriannya, ketannya mengenyangkan, pokoknya bakal saya beli lagi kalau balik Pekanbaru, harus!

oleh-oleh-khas-pekanbaru-ketan-talam-durian
Ketan Talam Durian

Gak cukup sampai di kue kemojo dan ketan talam durian, saya masih disuguhkan kue enak lainnya, yaitu Bolu Gulung Durian. Ya Lord, itu rasanya durian banget nget ngetDurian yang ada di tengah bolu gulungnya bener-bener terasa banget, saya habis beberapa potong selama perjalanan jauh ini, hihihi 

oleh-oleh-pekanbaru-bolu-gulung-durian

 

oleh-oleh-pekanbaru-bolu-gulung-durian

Akhirnya 9 jam perjalanan mengantarkan saya tiba di Tembilahan, saya menginap di hotel sederhana sebelum keesokan harinya melanjutkan perjalanan menggunakan speedboat ke salah satu Desa di Kabupaten Indragiri Hilir. Tembilahan ini menurut saya termasuk ramai, ternyata di samping hotel saya menginap setiap malam ada pasar yang disebut “Pasar Jongkok”. Sudah terbayang tentunya kenapa disebut Pasar Jongkok, ya karena dagangan dijajakan di pelataran pinggir jalanan sehingga bagi yang hendak membeli harus berjongkok ria untuk memilih mana yang sreg di hati, heeheheh asik banget saya coba berkeliling juga malam itu. Barang yang dijual sepatu dan sandal sisa eksport, harganya super duper miring banget, saya pernah lihat di medsos untuk barang sisa eksport atau preloved seperti itu biasanya bisa dijual sampai kisaran 100-200K ajegileee paraahh pokoknya murahnya, bayangin aja di sana cuma 45-60K beb! Awww ngeri banget kan murahnya heheheh. Konon katanya Pekanbaru memang sejak dahulu menjadi tempat transit persinggahan eksport import dari Singapura seperti kota Batam. Wow!!!

kendaraan-air-khas-pekanbaru-klotok-atau-speed

Pagi datang, saya bersiap berangkat menggunakan speedboat sewaan dari penduduk sekitar, ada yang menyebutnya “Klotok” karena dulu memang berbunyi klotok klotok, namun sekarang sudah menggunakan mesin dan jalannya lebih cepat. Pelabuhannya disebut Pelabuhan Rumah Sakit, karena lokasinya tepat di depan Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada Tembilahan (RSUD Puri Husada Tembilahan). Goncangan ombang dan pemandangan indah selama perjalanan sebanding juga dengan rasa deg-deg-an. Sekitar kurang lebih 3 jam perjalanan akhirnya saya tiba di salah satu desa dalam rangka pekerjaan, Gambar pertama di atas merupakan penampakan setibanya saya di sana. Indah sekali bukan? Selalu menyenangkan bisa travelling while working ke tempat-tempat yang tak mungkin setiap orang bisa mendapat kesempatan. Berbincang dengan penduduk sekitar, mengabadikan moment indah, aahh Rabb saya bersyukur atas nikmat-MU.

Hari ketiga, saya berangkat menuju Pelabuhan Baruna Tembilahan di Indragiri Hilir menuju ke Batam. Alasan saya melanjutkan perjalanan ke Batam karena kalau kembali pulang ke arah Pekanbaru butuh waktu 9 jam perjalanan, sedangkan bila pulang melalui Batam waktu tempuh 5 jam menggunakan speedboat besar yang biasa digunakan sebagai transportasi laut warga Tembilahan yang hendak ke Batam. Plus kalau melalui Batam kan bisa jalan-jalan di Nagoya Hills heheheh. Di perjalanan laut menuju Batam jangan lupa untuk membeli roti Moro yang hits banget. Tapi sayang, beberapa kali saya melakukan perjalanan menggunakan speedboat ke Batam dari Pekanbaru, kali ini roti Moro yang dahulu terkenal sangat lembut, manis, dan enak banget sudah tidak lagi seperti dulu. Hiks kecewa.

 

kue-khas-tembilahan-roti-moro

 

Saya tiba di pelabuhan Sekupang di Batam sekitar pukul 14.00 sore hari. Perjalanan dilanjutkan ke hotel tempat menginap, saya memilih lokasi hotel dekat dengan Nagoya Hills. Kemudian setelah meletakkan barang-barang di hotel saya berangkat ke tempat makan sop ikan terkenal di Nagoya Hills yaitu Sop Ikan Yong Kee. Buat yang belum pernah harus banget mencoba sop ikan yang sangat terkenal ini, rasanya sangat menggugah selera, selain menu sop ikan ada juga menu lain. Semua rasa makanan dan masakannya enak-enak. Selepas makan sop ikan, saya memutuskan berjalan kaki menuju penginapan karena lokasinya tidak terlalu jauh. Keesokan hari kembalilah saya ke Jakarta dengan sejuta cerita.
pelabuhan-sekupang-batam
Pelabuhan Sekupang Batam
sop-ikan-batam-yongkee