Sumber: Dok. Pribadi |
“alhamdulillah tulisan ini mendapat Juara 3 dalam Forest Cuisine Blog Competition yang diselenggarakan Blog Perempuan Network bersama WALHI”
Karti berjalan menyampirkan seikat besar rerumputan dan kayu bakar di punggungnya, sesekali kakinya menjepit erat sandal jepit yang dibawahnya telah dijahit dengan benang karena putus termakan aspal–kadang bebatuan. Tumitnya menebal gambaran perjuangan panjang keseharian Karti berjalan menyusuri hutan mencari rumput, kayu bakar, dan sumber pangan untuk hidup.
Ice Breaking/Games
Dipandu oleh Fransiska Soraya atau akrab disapa Kak Ocha sebagai MC tentulah acara “Forest Cuisine Blogger Gathering” menjadi meriah dan penuh canda tawa. Betapa tidak, setelah memperkenalkan diri dan me-review singkat susunan acara, Kak Ocha memandu ice breaking/games asik bertabur hadiah, yes! Siapa yang kuat menolak kalau sudah begitu?!
Pemutaran Film : WALHI
Pemutaran film pendek bertema lingkungan hidup dari WALHI berjudul “Kita Masih di Planet Bumi” memberikan 30 finalis gambaran betapa penting menjaga hutan tetap lestari. Mengangkat kisah tentang pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dan kehutanan, film tersebut menceritakan bahwa sampah terutama plastik, kebakaran hutan, polusi udara, emisi gas buangan industri, limbah pabrik yang dibuang sembarangan ke lingkungan sudah sedemikian mengancam bumi. Hentikan penggunaan fosil sebagai energi, hentikan penggunaan plastik sekali pakai, kurangi mengkonsumsi produk sawit. Karena tak ada planet lain selain bumi yang bisa kita huni. Mulailah dari sekarang! Pilihan ada di tangan kita sendiri! Film “Kita Masih di Planet Bumi” selengkapnya bisa dilihat di sini:
Talk Session
Hadir pula pengisi acara sebagai narasumber–para perempuan hebat–dari berbagai profesi yang dekat dengan hutan, sebagai berikut:
- Bijak menggunakan produk dengan memakai sesuai kebutuhan karena terkadang perilaku konsumtif terutama masyarakat perkotaan yang membuat permintaan terhadap barang-barang semakin meningkat, ditambah lagi kalau keinginan itu bakal merusak hutan. Perhatikan apa yang dibutuhkan bukan yang kita inginkan.
- Membeli barang-barang atau pangan yang diproduksi dari petani atau komunitas, hindari membeli produk luar yang lebih murah, kalau bukan kita yang mencintai produk sendiri siapa lagi? So, mulailah mendukung produk dalam negeri kita sendiri.
WALHI Champion : Tresna Usman Kamaruddin
Cucu dari seorang petani dan berasal dari Sulawesi Tenggara tak lantas membuatnya terlena pada lebatnya hutan di sana. Perempuan pejuang cancer sekaligus pengusaha kopi ini berhasil membuktikan bahwa hutan mampu menjadi penyembuh segala sakit. Beliau mengatakan saat kita berkomunikasi dengan alam, maka alam akan memberikan kebaikan dan manfaat pada manusia. Ini terbukti dari pepohonan dan tanaman yang ditanamnya sendiri telah memberikan kesembuhan pada penyakitnya. Kecintaannya pada hutan terus tumbuh hingga kepeduliannya disalurkan melalui kegiatan membantu masyarakat yang hidup di sekitar hutan untuk dapat mengelola hutan dengan baik. Salah satu yang dilakukan adalah memberikan edukasi dan bersama-sama mengelola sampah plastik menjadi sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai jual. Mbak Tresna gencar menggiatkan serta mendampingi masyarakat sekitar hutan agar dapat memperoleh akses mengelola hutan sebagai sumber pangan dan kehidupan.
Program yang akan dilaksanakan kedepannya oleh Mbak Tresna yaitu menjaga hutan dengan mengajak masyarakat untuk menanam pohon yang memiliki kearifan lokal, salah satunya pohon sagu. Manfaat sagu sangat luar biasa antara lain sebagai pengganti beras atau karbohidrat–salah satunya diolah menjadi papeda. Mbak Tresna juga bercerita tentang jajanan masa kecilnya bernama “Cako-cako” terbuat dari sagu dan menjadi cemilan favorit masa kanak-kanaknya, namun kini telah hilang. Dalam acara tersebut, Mbak Tresna membawa madu dan minyak Atsiri dari cengkeh yang berasal dari Sulawesi Tenggara.
Sumber: Dok. Pribadi |
Question and Answer
Animo peserta untuk sesi pertanyaan sangat besar, namun pertanyaan dibatasi karena waktu yang terbatas. Pertanyaan dari peserta sangat menarik, hal ini membuktikan bahwa 30 finalis juga memiliki keresahan dan kepedulian yang sama terhadap hutan dan lingkungan. Jawaban yang diberikan narasumber pun sarat nilai-nilai bagi perlindungan hutan serta tindakan nyata yang dapat kita lakukan dalam mendukung gerakan perlindungan dan penyelamatan hutan.
Cooking Demo 30 Finalis Bersama Chef William Gozali
Beranjak ke acara berikutnya, para peserta diajak untuk memasak olahan pangan dari hutan bersama jebolan Master Chef Indonesia Season 3 William Gozali. Pria kelahiran tahun 1991 ini, selain piawai dalam mengolah masakan, ia juga seorang pribadi yang asik dan ramah. Tak jarang gelak tawa terdengar saat cooking demo berlangsung. Para peserta dibagi menjadi 5 (lima) kelompok yang terdiri dari 6 (enam) orang peserta. Tema memasakpun tak lepas dari olahan pangan dari hutan, kali ini bahan yang menjadi primadona olahan dari hutan adalah jamur. Jamur yang digunakan dalam cooking demo yaitu jenis jamur shiitake. Ssstt, ada yang tahu ngga kalau jenis jamur ini salah satu manfaatnya sebagai skincare lho! Kojic acid di dalamnya merupakan alternatif pengganti hydroquinone sehingga bermanfaat untuk menyamarkan noda hitam pada wajah, wow banget kan! Selain itu, shiitake juga mengandung vitamin D yang bagus untuk mengatasi infalamasi atau peradangan kulit. Nah, makin cinta kan dengan olahan pangan dari hutan. Untuk membuat Fettucine Mushroom Ragu yang nikmat, selain jamur shiitake bahan lainnya terdiri dari pasta kering, daun bawang, daun kucai, bawang putih, butter, keju tabur, cream, dan minyak goreng.
Sumber: Dok Pribadi |
Mudah saja mengolah resep internasional berbahan lokal dari hutan ini. Pertama-tama tumis daun bawang dan kucai hingga kecoklatan, sisihkan. Tumis jamur shiitake sampai berwarna kecoklatan masukkan cream dan butter aduk hingga harum–tambahkan bawang putih cincang. Bersamaan dengan menumis jamur, masukkan pasta fettucine ke dalam air mendidih hingga matang–tiriskan. Campurkan olahan saus tadi, taburi keju parut, dan voilaaa Fettucine Mushroom Ragu siap disantap, yuummm!
Dalam cooking demo, para peserta diajak untuk saling bekerja sama. Pekerjaan seberat apapun apabila dilakukan secara gotong royong pasti menjadi ringan, inilah salah satu kearifan lokal Indonesia yang sudah mendunia. Kerja sama yang baik akan menciptakan suasana senang sehingga segala sesuatu bisa selesai lebih cepat ketimbang dilakukan sendiri. Prinsip kerja sama dan gotong royong inilah yang dibangun dari kegiatan cooking demo bersama William Gozali. Selepas masak-memasak tak lupa berfoto ria sebagai kenang-kenangan.
Sumber: Dok. Pribadi |
Kegiatan memasak pada cooking demo tak lepas dari ke-kece-an tempat masak Almond Zucchini Cooking Studio yang memberikan suasana memasak cozy dan homy banget. Suasana bersih dengan arsitektur menarik membuat Almond Zucchini Cooking Studio menjadi pilihan tempat memasak idaman. Berlokasi di tepi Jalan Brawijaya VII Nomor 6A, Pulo Kebayoran Baru, Jakarta, Almond Zucchini Cooking Studio merupakan tempat yang asik untuk mengadakan acara seperti office gathering, kumpul komunitas, dan work space lainnya dengan konsep memasak tentu.
Sumber: Almond Zucchini |
Sumber: Dok. Pribadi |
Selesailah sudah acara “Forest Cuisine Blogger Gathering”. Para peserta kemudian makan siang bersama. Banyak cerita dan pengetahuan yang didapat dalam acara tersebut. Perwakilan WALHI dan Blogger Perempuan Network serta para peserta pun semakin semangat dalam menjaga hutan dan lingkungannya–mulai dari keluarga sendiri. WALHI menyatakan bahwa hutan Indonesia menyimpan banyak sumber daya yang bisa dimakan sebagai sumber pangan, ada alang-alang, kecombrang, pohpohan, lumut hati, berbagai jamur yang lezat, dan lain-lain. Semuanya itu bisa hilang apabila hutan sudah tiada. WALHI mengajak semua pihak untuk turut serta bersama-sama melakukan pemulihan Indonesia. Karena kegiatan ekonomi, sosial, seni-budaya, bahkan politik masyarakat sekitar hutan bergantung kepada hutan. Untuk itulah WALHI mengajak semua elemen masyarakat bersatu padu menjaga #RimbaTerakhirnya dengan berdonasi di https://donasipublik.walhi.or.id
Karti hanya ingin hidup damai di sekitar hutan yang memberikan sandang, pangan, dan papan demi hidupnya dan keluarganya. Karti tak paham tentang teori dan aturan pemerintah dalam menjaga hutan. Karti hanya memiliki nilai-nilai hidup, identitas budaya, dan kearifan lokal yang terpatri kuat dalam dirinya untuk menjaga hutan. Karti adalah ‘Kartini’ dengan caranya, menjaga hutan lewat tangan seorang perempuan sebagai sumber pangan dan kehidupan.
Salam adil dan lestari…!
Sumber: WALHI |
Masya Allah… Terus berjuang ya.. para perempuan hebat… Hingga membawa berkah dan manfaat untuk semua.. bahkan hinggah ke anak cucu kelak…
Tulisan ini keren,sangat menginspirasi, kadang kita lupa, Tuhan telah menyediakan segalanya lewat hutan yang kadang kita telantarkan. Salut saya sama kegiatan2 yang memberi inspirasi dan energi positif seperti ini,, semangat terus perempuan Indonesia ��
😍😍😍 wanita2 hebat yg mudah2 akan terus menginpirasi banyak orang….. Kita perlu hutan, kita perlu ruang hijau, kita bergantung pada alam…… Jaga hutan kami, butan kita, sumber kehidupan kita….
Wii seru banget bisa ikutan demo masak dan ikut talkshow jugaa 😍 mau ikutan acara yg lain dimana mbaa?? Keren acaranya!
Artikelnya bagus banget.Untuk menginspirasi perempuan perempuan di indonesia.bahkan perempuan diseluruh dunia
Artikelnya bagus banget.Untuk menginspirasi perempuan perempuan di indonesia.bahkan perempuan diseluruh dunia
Wanita Hebat yg ingin maju memberi manfaat untuk Dunia Semoga meneruskan Ilmu untuk anak Cucu n memberi manfaat
Semoga prjuangan Walhi untuk mengedukasi kita kita yang tinggal di perkotaan untuk mencintai hutan pun tercapai dengan diadakannya acara ini.
Sampai bertemu lagi di lain kesempatan, Mba Lid.
aamiin semoga semakin banyak yang peduli pada kelestarian hutan Indonesia yaa
aamiin terima kasih simut semoga semakin tinggi rasa kepedulian kita terhadap pelestarian hutan yaa dengan tindakan nyata tentunya
perlu banget, yuk mari bersama-sama menjaga hutan dengan bukti konkret
keren banget dan menginspirasi banget acara-acara kaya gini, semoga next bisa ikutaaann hihi
aamiin semoga dari perempuan kita terus bersama-sama menjaga bumi
ayo semua perempuan bersama-sama menjadi ujung tombak perlindungan hutan demi generasi mendatang
aamiin cha semoga yaaa dan makin banyak acara-acara kaya gini, bagus banget soalnya, senang banget bisa kenal km juga cha *kecup jauh
Acaranya bergizi banget ya mbak, jadi makin cinta lingkungan..
banget mb, bikin kita sedih sekaligus gemesss kalau kita ternyata bisa jd ujung tombak penjaga lingkungan juga yaa bismillah hihi
Semangat melestarikan bumi mbak Kartini masa kini!
terima kasih banyak yaaa ayo bersama menjaga bumi mulai dari diri sendiri 😊👍🏽